Siapa yang tak kenal dengan Panji Pragiwaksono, sosok serba bisa di industri hiburan Indonesia. Ia adalah aktor, pelawak tunggal, pembawa acara, penulis, rapper, youtuber, penyiar radio bahkan seraong sutradara. Meski tercatat sebagai mahasiswa Desain Produk Institut Teknologi Bandung, kariernya menterang dimulai dari kecintaannya pada dunia public speaking. Pria kelahiran Singapura 18 Juni 1979 ini mengawali karier sebagai penyiar radio di Hard Rock FM Bandung dari tahun 2001 hingga tahun 2003. Kemudian pindah ke Hard Rock di Jakarta selama tujuh tahun setelahnya.
Namanya mulai dikenal publik ketika ia memandu acara reailty show “Kena Deh” yang ditayangkan di salah satu TV Swasta. Acara tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan melambungkan nama Bapak dua anak tersebut. Ia juga pernah memandu acara siaran pertandingan NBA, menjadi host pada kompetisi Stand Up Comedy Indonesia hingga naik jabatan jadi dewan juri. Suami Gamila Mustika Burhan ini pun dikenal sebagai aktor dan sutradara Indonesia. Terbaru, ia menjadi Sutradara sekaligus Aktor pada film “Mendadak Darurat” yang akan tayang pertengahan September tahun ini. DI tahun 2022 ini, Pandji memantap diri untuk menjadi Komika (Stand Up Comedian) asal Indonesia yang berkarier di Negeri Paman Sam.
Dengan reputasinya, Pandji sering menjadi narasumber pada seminar public speaking yang diadakan di berbagai kampus di Indonesia. Dalam salah satu seminar, Panji memberi tips bagaimana cara mengasah skill public speaking. Baginya, melatih skill public speaking sama dengan melatih skill lainnya, seperti bersepeda, berenang bahkan menulis jokes sekalipun. “Kita jadi terlatih karena terlatih,” kata Panji di channel Youtubenya. Sehingga kata Pandji, untuk melatih skill public speaking, seseorang harus mencari peluang untuk bisa bicara di depan umum sebanyak-banyaknya. “Ambil kesempatan public speaking yang bisa kalian ambil. Ikut kelas MC misalnya, ambil aja meski tujuan lu nantinya bukan nge-MC,” katanya.
Intinya, tambah Panji, public speaker yang baik itu memiliki jam terbang tinggi. “Dan jam terbang tinggi ada ketika lu bisa ngambil kesempatan yang ada sebanyak-banyaknya,” pungkasnya.
BANDUNG, TRUSTMEPR–Pembicara yang baik adalah yang mengenal pendengarnya. Hal tersebut disampaikan oleh Trianer tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dyah Rami Astuti dalam Coaching Clinic Batch #2 yang digagas Trustme PR dengan tema “Siap Jadi Public Speaker Profesional”.
“Salah satu cara mengerti audience adalah dengan pemilihan bahasa. Kita harus pandai memilih bahasa yang sesuai dengan latar belakang audiens, ungkapnya kepada seluruh peserta pelatihan di Monsoon Cafe & Cowork, Kota Bandung, Sabtu (13/8/2022).
Penulis Buku “Formula Komunikasi Seni Berbicara di Depan Khalayak” itu mencontohkan, ketika menjadi pembicara penyuluhan di daerah, menggunakan bahasa tutur atau bahasa sehari-hari adalah pilihan tepat.
Coach Dyah Rahmi Astuti saat sedang menyapaikan materi Public Speaking pada para peserta Coaching Clinic
Selain itu, hal yang harus diperhatikan pembicara adalah intonasi. “Intonasi itu penting, harus tahu warnanya mau apa dan kecepatannya harus disesuaikan,” ungkap Ketua Program Studi Humas UIN SGD Bandung tersebut.
Ia meyakini untuk menjadi pembicara profesional membutuhkan usaha dan latihan yang tak sebentar. Namun bukan berarti tidak bisa dikuasi. “Tak ada yang tidak bisa, yang ada hanya mau atau tidak mau. Jika ada kemauan, maka kesempatan bisa terbuka lebar. Jika tidak mau, maka kesempatan untuk bisa, tentu akan hilang. Jangan pernah takut gagal, karena orang sukses belajar dari proses,” serunya.
Suasana Coaching Clinic saat peserta berlatih diafragma bersama Coach, Dyah Rahmi Astuti.
Tak hanya materi, Dosen Humas dan Komunikasi UIN SGD Bandung pun memberikan praktik berupa pelatihan diagframa dan artikulasi.
Salah satu peserta, Lucky Feminine menuturkan, dirinya mendapat banyak ilmu dari Coaching Clinic ini. “Makasih Ibu Dyah yang udah luar biasa, kita memang perlu upgrade diri untuk bisa tampil menarik (melalui public speaking) di depan khalayak umum,” kata Owner Distributor Baju Anak, Fairez Shop asal Bekasi tersebut.
Senada, Laila Nasyaliyah pun berkata demikian. “Luar biasa sekali pengalamannya. Menambah wawasan, menambah teman dan juga relasi dari orang-orang yang hadir pada hari ini. Terima kasih TrustmePR,” ucap wanita yang bekerja sebagai ASN di salah satu Kementerian ini.
Selain Lucky dan Laila, peserta Coaching Clinic berasal dari berbagai daerah, seperti Bandung, Bekasi, Sumedang hingga Jakarta. Peserta pun memiliki latar belakang profesi beragam. Mulai dari owner distributor baju anak, guru, marketing property hingga ASN Kementerian.
Tidak jarang, diantara kita meremehkan kegiatan public speaking. Katanya, “Public Speaking itu kan gampang. Tinggal ngomong doang”. Padahal, tidak hanya ‘doang’. Dengan memiliki kemampuan public speaking, seseorang dapat menggerakan orang lain untuk merubah sikapnya, bahkan menjadikan seseorang melakukan suatu hal.
Perihal berbicara, memang semua orang bisa melakukannya. Karena, kegiatan tersebut dilakukan oleh setiap orang, dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Namun yang menjadi spesial adalah, dengan teknik yang baik, maka kegiatan ‘berbicara’ seseorang akan menjadi lebih menarik, sehingga dapat dengan mudah mengajak atau membujuk seseorang.
Contohnya adalah seorang influencer. Jika dalam mempresentasikan suatu produk atau hal tertentu yang perlu dilakukan banyak masyarakat, dalam penyampaiannya jika tidak menggunakan teknik public speaking yang baik, maka para pengikutnya tidak akan serta merta dengan mudah mengikuti apa yang diucapkannya. Jangankan untuk mendengarkan isi pembicaraan, mau mendengarkan suaranya saja sudah malas misalnya, jika memang tidak dengan intonasi, artikulasi, dan energi yang baik.
Jadi, untuk menjadi seorang public speaker, modalnya tidak hanya berbicara, namun juga menguasai banyak teknik.
Apa itu teknik public speaking? yaitu beberapa hal yang perlu dikuasai oleh seorang public speaker. Diantarnya adalah untuk menguasai materi pembahasan, rasa percaya diri, interaksi dengan audience, penyampaian pesan yang jelas dan penggunaan bahasa tubuh saat berbicara.
Selain teknik diatas, tentu masih banyak lagi teknik yang dibutuhkan oleh seorang public speaker. Nah, untuk #temantrustme, kami punya informasi menarik bagi yang ingin mempelajari dan menguasai public speaking. Hari Sabtu, 13 Agustus 2022 mendatang, trustmePR Consultant akan mengadakan Coaching Clinic #Batch2 dengan tema Public Speaking. Trainernya, tentu yang sudah bersertifikasi BNSP, juga penulis buku Formula Komunikasi (Seni Berbicara di Depan Khalayak). Untuk bergabung, informasi selanjutnya bisa diakses di www.trustmepr.com atau mampir ke sosial media instagram @trustmeprbranding. Ditunggu pendaftaranya yaaa #temantrustme
Tidak jarang, kita mendengar seseorang mengatakan ‘ummm’ sebagai pengisi di jeda saat berbicara. Atau bahkan mungkin, kita sendiri masih demikian. Padahal menggunakan kata ‘ummm’ yang bisa jadi disampaikan dengan tidak sadar tersebut, dinilai tidak elok dan terdengar kurang kompeten, terlebih jika digunakan secara berlebihan dan berulang.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan ‘kebiasaan’ tersebut? Tentu perlu adanya latihan dan evaluasi dari diri kita sendiri.
Jika kita menyadari bahwa kita sering melakukan hal tersebut maka, ada cara untuk membantu mendiagnosis masalahnya. Kita bisa meminta bantuan teman atau rekan kita untuk menepuk tangan saat mendengarkan kata ‘ummm’ yang kita lontarkan saat berbicara. Metode ini adalah cara termudah untuk menyadari seberapa sering kita menggunakan kata ‘pengisi’ saat berbicara. Hal ini tentu akan membantu dan menyadarkan kita, agar dapat berupaya menghilangkan kata-kata yang seharusnya tidak digunakan agar terlihat lebih kompeten.
Selain itu, merekam suara saat sedang berbicara adalah cara lain untuk kita bisa mengevaluasi dan menganalisa diri sendiri saat berbicara.
Penggunaan kata ‘ummm’ saat sedang berbicara biasanya digunakan untuk mengambil jeda berpikir, atau terlontar begitu saja saat sedang mengejar kecepakat berpikir di otak. Maka jika demikian, berikanlah jeda bermakna sekitar satu atau dua detik dalam kalimat, dengan cukup diam, atau berhenti sejenak mengeluarkan suara dan tatap audience.
Karena daripada terus berbicara dengan kata-kata pengisi sembari memproses apa yang akan disampaikan, akan lebih efektif jika berhenti berbicara selama beberapa detik, sementara kita bisa ambil kesempatan itu untuk berpikir.
Hal ini tentu tidak mudah jika memang belum terbiasa. Maka, latihan atau berlatih adalah kunci yang dapat terus dilakukan agar menjadi terbiasa dan bisa.
Menjadi pembicara di depan umum itu gampang-gampang susah. Gampang bagi yang memang sudah terbiasa, dan dirasa tidak mudah bagi yang masih butuh tambahan jam terbang. Atau, tidak jarang juga, meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun ketika saat akan memulai, rasa gugup tetap datang. Dan hal itu dapat dikatakan wajar, jika tidak menggangu konsentrasi dan masih dapat menyampaikan pesan dengan baik pada audience.
Lantas, adakah rahasia yang bisa dilakukan oleh seorang public speaker agar tidak merasa gugup? Jawabannya adalah, ada.
Pertama, kita perlu melakukan persiapan. Terutama adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Materi tersebut, bisa saja ditulis terlebih dahulu menjadi suatu naskah. Atau ditulis point-point nya saja agar tetap dapat dibawa ke atas ‘panggung’. Sebenarnya, ini tergantung pada karakter masing-masing juga ya. Dan cari yang lebih nyaman.
Kedua, tentunya perlu ada yang namanya ‘latihan’. Meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun tidak ada salahnya jika kita tetap melakukan latihan saat sebelum akan tampil. Ini akan menjadi bekal juga untuk kita agar lebih percaya diri.
Ketiga, persiapkan pakaian sesuai dengan acara yang dihadiri. Jika kita akan menyampaikan sambutan di acara perayaan adat, maka pakailah baju yang sesuai yaitu pakaian adat. Pun juga jika menghadiri acara resmi, maka sudah seharusnya dengan pakaian lengkap jas/blazer.
Keempat, kita bisa menenangkan diri kita sendiri dan tetap tersenyum. Bersikap tenang ketika saat akan dan sedang melakukan kegiatan public speaking adalah keharusan. Karena jika tenang, maka emosi kita akan bisa diatur, sehingga saat berbicara kita bisa menentukan kecepatan bicara kita. Karena jangan sampai karena tidak tenang, emosi tidak terkenali, dan bicara kita menjadi cepat, sehingga pesan yang akan disampaikan tidak dimengerti oleh audience.
Nah itu dia rahasia terhindar dari gugup saat Public Speaking. Selamat mencoba ya..
Tidak sedikit orang mengira, kemampuan public speaking ini hanya perlu dimiliki oleh mereka yang sering berbicara di depan khalayak umum, seperti Pemandu acara atau MC (Master of Ceremony), juru kampanye, guru atau dosen dan News Anchor.
Padahal, apapun profesinya, semua orang perlu memiliki kemampuan public speaking. Mengapa? Karena setiap dari kita pasti perlu komunikasi dan interaksi, baik dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di dunia kerja.
Kemampuan public speaking ini, tidak hanya digunakan untuk berbicara di depan khalayak umum yang berjumlah puluhan, ratusan bahkan ribuan orang saja. Namun, kemampuan ini sangat berguna juga untuk mereka yang bertemu dengan satu atau dua orang saja dalam setiap harinya, atau bahkan setiap minggunya.
Mengutip dari presenta.co.id, saking pentingnya kemampuan public speaking, seorang pembuat situs pertemanan Facebook, Mark Zuckerberg, rela mempelajari public speaking secara khusus. Seperti yang kita ketahui, Mark adalah salah satu orang tersukses dan terkaya di dunia, dan Ia memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum.
Lantas, apa manfaat public speaking?
Pertama, yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Facebook menjadi besar seperti saat ini, salah satunya karena Mark Zuckerberg memiliki kemampuan public speaking dengan baik. Hingga pada akhirnya, Ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk dapat meyakinkan investor, agar dapat mengembangkan aplikasi yang Ia buat. Selain itu juga, karena Mark pandai memberikan informasi dengan baik, pada wartawan yang membuat pemberitaan mengenai aplikasi yang dibuatnya.
Rasa percaya diri tidak hanya dapat dimanfaatkan ketika sedang berbicara di depan ribuan orang, namun juga akan sangat dibutuhkan saat berbicara dengan satu orang yang dapat meningkatkan bisnis dan karir kita.
Contoh lain adalah, ketika sedang melakukan wawancara kerja dengan salah satu manager perusahaan yang kita lamar. Jika tidak memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik karena kemampuan public speaking yang kurang, maka kita tidak akan mampu memberikan jawaban baik dari setiap pertanyaan pewawancara, dan kita pun akan kesulitan mempresentasikan kemampuan yang dimiliki.
Dengan mempelajari kemampuan public speaking, maka secara tidak disadari kita pun sedang membangun bahkan meningkatkan rasa percaya diri.
Kedua, Public Speaking dapat membuat orang lain merasa senang mendengarkan kita. Ada pernyataan yang mengatakan, “Setiap orang memiliki kemampuan untuk berbicara. Tapi, tidak semua enak untuk didengarkan”.
Pernah menghadiri suatu acara dan ketika ada yang memberikan sambutan, kita malah merasa ngantuk dan bosan? Itu karena Ia yang sedang memberikan sambutan, tidak memiliki kemampuan public speaking dengan baik.
Memiliki kemampuan public speaking, itu artinya kita memiliki kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi. Yang mana diantaranya, kita tahu bagaimana cara berbicara, memilih kata dan kalimat yang tepat, juga tahu gestur tubuh yang sesuai. Sehingga, ketika kita berbicara dengan didukung kemampuan public speaking, kita dapat berbicara yang orang lain suka.
Dan itu jelas, akan sangat dibutuhkan ketika kita berhadapan dengan manager agar mempromosikan kita, dengan calon investor, ataupun untuk meningkatkan bisnis dan berbagai jenis karir kita.
Ketiga, menambah value. Seorang pebisnis, Steve Jobs memanfaatkan kemampuan public speaking untuk dapat mempresentasikan produk-produknya, sehingga dapat populer, mendunia, juga produknya laris terjual karena orang merasa perlu memilinya.
Dengan memiliki kemampuan public speaking, kita dapat tampil secara yakin, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan dari orang-orang untuk dapat meningkatkan karir dan juga bisnis kita.
Keempat, Menjadikan kita dapat berpikir kritis. Dengan kemampuan public speaking, kita dituntut untuk memilih kata juga merangkai kalimat yang tepat. Hal tersebut tidaklah mudah. Namun menjadikan otak kita bekerja lebih aktif. Dari prosesnya tersebut, tanpa disadari kita sedang merangsang otak kita untuk berpikir lebih kritis lagi. Jika dapat berpikir kritis, maka tentu akan memudahkan kita mengambil keputusan dengan baik, sehingga tidak akan melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
Kelima, meningkatkan kemampuan leadership. Kemampuan public speaking, baik disadari ataupun tidak memudahkan kita untuk dapat berkomunikasi dengan siapa saja dengan latar belakang yang berbeda. Hal tersebut tentu dibutuhkan oleh seorang pemimpin.
Jadi, sudah ada keinginan untuk memulai melatih kemampuan public speakingnya? Yuu kita mulai..
Ilmu komunikasi menjelaskan bahwa Komunikasi di katakan efektif apabila dalam proses komunikasi terjadi kesamaan makna. Kesamaan makna disini artinya adalah bahwa sang penyampai pesan (dalam ilmu komunikasi disebut komunikator) mampu menyampaikan pesan dengan baik dan pesan tersebut dapat diterima dan dipahami oleh penerima pesan (dalam ilmu komunikasi disebut komunikan/ komunikate).
Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang Public Speaker dalam mempersiapkan penampilannya.
Kata kuncinya yaitu ‘pesan’ atau disebut juga ‘message’. Pesan ini berhubungan erat dengan materi yang disiapkan public speaker untuk disampaikan kepada khalayak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun materi atau pesan yang akan disampaikan yaitu pertama, pilihlah bahasa yang sederhana dan dapat mencairkan suasana. Ingat yaa, public speaker memiliki tanggung jawab juga untuk menjaga mood audience agar tetap dapat mendengarkan materi yang akan disampaikan sampai selesai.
Selain itu, gunakanlah Bahasa dan istilah setempat dapat mendukung penampilan agar tidak terlalu kaku. Jika memang kalian sedang berbicara di depan khalayak yang berasal dari suku Sunda, boleh sekali – satu atau dua kata mengambil Bahasa daerah tersebut.
Menghindari istilah-istilah yang tidak dipahami audience juga, merupakan hal lain yang harus diperhatikan. Hal ini berhubungan dengan latar belakang suku, ras, agama dan pendidikan audience. Maka dari itu, Public Speaker sebisa mungkin mengenal audience nya terlebih dahulu sebelum melakukan performa. Kenali dan sesuaikan Bahasa, agar pesan dapat tersampaikan dengan benar dan baik.
Setelah hal di atas diperhatikan dan dipersiapkan dengan matang, sampaikan dengan nada yang sesuai, semangat, dan usahakan tidak membaca namun lakukan kontak mata dengan audience. Hal tersebut akan lebih memberi kesan bahwasanya audience diperhatikan dan dihormati. Alhasil, audience dengan senang hati akan memperhatikan dan menyerap semua pesan yang disampaikan. Catatan lainnya, sampaikan materi dengan runtut atau terstruktur yaa..
Kalian pasti tidak asing dengan Najwa Shihab yang membawakan acara Mata Najwa, atau Irfan Hakim sebagai MC Kondang yang selalu hadir dan membawakan berbagai acara dengan genre yang berbeda, dan Ustad Abdul Somad, kan? Mereka merupakan orang-orang yang seringkali muncul di layar kaca. Berbeda profesi, namun ada di satu kategori yang sama, yaitu seorang Public Speaker.
Baik diakui atau tidak, ketenarannya itu cukup sudah diakui publik. Lantas, pernah kah kita bertanya apa yang membuatnya begitu bertahan di hati publik? Selain karena memang pengetahuannya, ketiga public figure itu merupakan seorang Public Speaker yang hebat. Kemampuan retorikanya sudah tidak diragukan lagi.
Selain itu, ketiga contoh Public Speaker diatas, memperlihatkan kepada kita bahwasanya selain hardskill, softskill juga harus dimiliki oleh seorang Public Speaker untuk dapat mendukung performanya. Salah satunya adalah etika. Ya.. etika yang perlu diperhatikan dalam Public Speaking diantaranya sikap ramah dan sopan. Entah itu dalam berucap atau dalam bertingkah laku. Sudah barang tentu karakter ini akan disukai banyak orang, bukan? Pun dengan ketiga public speaker diatas, mereka memperlihatkan etika yang baik kan? Karenanya, publik selalu menerima dan menjadikannya idola.
Memiliki pribadi yang rendah hati dan lapang hati dalam menerima kritik, merupakan kunci selanjutnya untuk dapat menjadi Public Speaker yang baik. Jika memang ada kritikan, terimalah. Terlebih itu kritikan yang dapat membangun. Jika kritikan yang diterima tidak sesuai, jangan sampai itu menyulut kemarahan, melainkan tetap bersikap tenang.
Juga, hindari perdebatan dan pertengkaran, lalu tidak menyinggung perasaan orang lain. Hal diatas terlihat sangat sederhana, namun dalam praktiknya terkadang dibenturkan dengan segala kendala. Jadilah Public Speaker yang kuat dalam hardskill, dan mumpuni dalam softskill.
Menjadi Public Speaker yang baik, tentulah harus dapat menata kata yang akan dilontarkan. Namun demikian, jangan juga menjadikan kita terlalu berhati-hati dalam berucap sehingga terlihat dan tidak membuat orang nyaman mendengarkannya.
Ada beberapa hal yang perlu dihindari dan dilakukan oleh seseoarang yang akan berbicara di depan khalayak umum. Perhatikan kalimatnya yaa, berikut contohnya..
Jika sedang dalam suatu forum dan akan menyampaiakan pendapat yang berbeda dengan pembicara sebelumnya, alangkah baiknya kita mengucapkan, “Terima kasih atas waktu yang telah diberikan. Saya mengapresiasi pendapat Anda. Tapi bagaimana kalau…..”. ucapkanlah kalimat yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain meski tidak setuju dengan pendapatnya.
Jika ada yang meminta tolong kita untuk melakukan suatu hal, dan hal itu belum pernah kita coba atau kita meragukan diri untuk dapat melakukannya, jangan sekali-kali melontarkan kalimat, “Aduh, saya tidak bisa”. Tapi, berilah jawaban yang tidak mengecewakan, seperti “Baik, akan saya coba”.
Yang lebih penting ketika sedang berbicara dan menyampaikan pendapat, alangkah baiknya kita fokus pada apa yang akan kita sampaikan. Dan ingat, sampaikanlah kata-kata yang mudah dipahami. Karena, seorang Public Speaker yang hebat, adalah seseorang yang dapat menyampaikan pesan dengan baik, dan pesan itu dapat diterima oleh khalayak. Kuncinya pilihlah kata yang sederhana, sehingga kata tersebut mudah dicerna oleh audience.
Catatannya, kemampuan public speaking bukan untuk menjatuhkan lawan. Untuk itu, pilihlah kata-kata yang tidak menyakiti hati lawan bicara atau audience.
Semua orang dapat berbicara di depan umum. Namun, tidak semua orang mampu berbicara dengan menarik. Itulah kalimat pembuka yang disampaikan trainer bersertifikasi BNSP, Dyah Rahmi Astuti dalam Pelatihan Online Public Speaking digital trustmePR, yang dilaksanakan melalui daring pada Sabtu (05/09/2020).
Dyah menuturkan, Public Speaking merupakan seni berbicara di depan umum dengan menggunakan teknik persuasif, sehingga orang yang mendengarkannya tertarik untuk merubah perilaku sesuai dengan apa yang disampaikan komunikator. Ketika seseorang berbicara menggunakan Teknik public speaking, maka tidak akan ada kesan membosankan, dan audience akan tetap mendengarkan.
Lanjut Dyah, public speaking merupakan kemampuan yang dapat diasah dan dilatih secara terus-menerus. Dyah membagikan pengalamannya saat berlatih public speaking yaitu dengan berbicara sendiri di depan kaca. Hal tersebut dinilainya cukup efektif untuk dapat memupuk atau menambah rasa percaya diri. Setelahnya adalah, dengan terus menambah wawasan, dan selalu belajar dari kesalahan.
“Kita sering lihat orang-orang berbicara. Pernah gak sih teman-teman menghadiri suatu seminar, dan merasakan bosan atau mengantuk? Jika demikian, maka ada yang salah dengan si pembicara. Kesalahan ada pada cara penyampaian pesannya. Atau bisa dikatakan, si pembicara tidak memahami Teknik public speaking,” ujarnya.
Lebih jauh, Dyah menjelaskan berbagai manfaat public speaking. Menurutnya, public speaking merupakan penunjang bagi siapapun dengan profesi apapun. Dengan menguasai Teknik public speaking, maka seseorang akan mampu menyampaikan gagasan dengan efektif, juga dapat menjadikan seseorang menjadi lebih kompeten dan menambah rasa kepercayaan diri untuk berhadapan dengan orang lain.
Dyah menjelaskan, pembeda antara public speaking yang dilakukan secara offline dan online (digital), adalah pada media yang digunakan. Sementara itu, secara Teknik keduanya masih sama. Beberapa Teknik yang perlu diperhatikan yaitu seperti intonasi, artikulasi, phrasing, stressing dan infleksi.
“Jadi jangan sampai kita membedakan antara keduanya. Misal karena berbicara depan kamera dan merasa sendirian, ketika melakukan public speaking digital atau secara online, power atau semangat kita menurun. Intonasinya asal-asalan. Lah kalau kaya gitu, gimana audience akan betah mendengarkan kita?,” kata Dyah.
Sementara itu, Dyah membagikan berbagai tips agar lancar berbicara di depan kamera. Poin pertama yang Ia sampaikan yaitu perihal penampilan. Menurutnya, meski tidak dilihat secara langsung oleh audience, berpenampilan rapih adalah kunci agar tetap terlihat menarik. Selain itu, berpikir positif. Karena menurutnya, jika berpikir negatif, maka kita akan kehilangan fokus. Pun juga menambah jam terbang.
“Menambah jam terbang itu penting. Karena misal, posisi saya sekarang yang menjadi MC sampai tingkat kementerian, tidak datang tiba-tiba. Semua ada prosesnya. Karena jam terbang dari tingkat yang paling bawah,” jelasnya.
Sementara secara teknisnya, saat sedang berlangsung melakukan kegiatan public speaking seperti ceramah, pidato, mengajar, menjadi MC, moderator dan lainnya, yang dilaksanakan secara online atau digital, maka kita harus belajar untuk fokus pada titik kamera. Tidak usah lihat kanan-kiri, atas-bawah seperti halnya dilakukan saat pelaksanaan secara offline.
“Fokus pada kamera, karena akan terlihat jauh lebih enak oleh yang menonton. Juga agar penyampaian pesannya sistematis, maka boleh buat catatan kecil atau poin per poin. Sehingga, apa yang disampaikan dapat dipahami audience dan mampu membius orang untuk mengikuti apa yang kita katakan, tanpa adanya paksaan,” ujar Dyah.
Terakhir, Dyah menjelaskan berbagai etika yang perlu diperhatikan saat melakukan pubic speaking secara digital. Diantaranya adalah dengan tetap bersikap ramah dan sopan, tanpa menganggap remeh audience, berlapang hati Ketika ada kritikan yang datang, membuat konten yang tidak mengandung sara dan menyinggung perasaan orang lian, juga menyebutkan sumber referensi jika sedang membicarakan data.
“Ketika ada yang mengkritik, kalau itu membangun, kita harus menerima. Jangan pundungan kalau kata Sunda. Karena menurut saya, itu adalah bentuk kasih sayang mereka, yang tidak mau melihat kita tampil dengan kesalahan,” pungkasnya.